Masa sekolah dan masa remaja adalah masa-masa yang paling indah. Keindahan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata, tetapi dapat dirasakan oleh setiap insani yang menjalaninya. Sebagian orang mengatakan “Indahnya masa sekolah dan masa remaja baru dapat dikatakan setelah kita melewatinya, tetapi belum tentu bagi orang yang menjalaninya.” Siapa tahu, ternyata di balik keindahan dan kemanisan masa tersebut terdapat lembaran-lembaran pahit yang mungkin sangat menekan perkembangan jiwanya. Berbagai macam persoalan timbul, krisis keremajaanpun tak dapat dielakkan. Setiap orang pasti akan menjalani baik lelaki maupun wanita.
Memang, timbulnya permasalahan bukanlah hal yang asing lagi di mata kita, akan tetapi bagi para remaja seusia dini merupakan hal yang baru dan siknifikan. Dari banyak permasalahan-permasalahan yang timbul, ada satu permasalahan yang sangat sulit untuk memecahkan, dan mungkin belum bisa dipecahkan oleh orang dewasa sekalipun. Sebut saja dengan ketidakpercayadirian. Umumnya remaja pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah yang semacam ini. Banyak para remaja mengeluh dan selalu terguncang karena kurangnya percaya diri terhadap alam sekitarnya. Sering sekali para remaja termenung memikirkannya, tetapi renungan bukanlah jawaban dari permasalahan tersebut. Terkadang ada juga benarnya perkataan orang-orang dahulu, “Kita bisa mengatakan setelah kita menjalaninya, hal ini mengingatkan saya ketika duduk di bangku sekolah (Aliah).
Ketika saya baru masuk aliah, banyak ketiedakpercayadirian saya yang masih bertumpuk ada beberapa teman wanita yang sangat saya perhatikan. Salah satunya seorang teman yang bernama Aisyah.. Dia seorang wanita kelahiran Brunei. Dia bersekolah di MAS Darul Ikhlas karena ikut orang tuanya yang sedang bertugas sebagai pengawas anak perusahaan minyak bumi di Indonesia.
Awalnya saya berkenalan dengannya di kantin, kemudian karena saya merasa nyaman mengobrol dengannya langsung saja saya mengajaknya untuk bersilaturahmi ke rumah. Saya tahu, walaupun sebenarnya di keluarga saya tidak memperbolehkan membawa seorang wanita ke rumah, akhirnya saya mengatakan kepada orang tua bahwa ini adalah teman baik di sekolah dan tujuan ke rumah saya untuk belajar bersama. Akhirnya saya diizinkan oleh keluarga untuk mengajak dia ke rumah.
Pembicaraan semakin seru. Banyak sudah cerita-cerita yang sudah saya dan dia keluarkan. Dan ternyata dia di Indonesia hanaya sebentar. dia akan kembali ke negaranya dan saya kembali kehilangan sosok manisnya.
Itulah cerita ketidakpercayadirian yang pernah saya alami. Saya kurang percaya diri ketika dia pergi untuik kembali pulang ke negara asalanya, karena selama hampir 12 tahun saya mengenal seorang wanita, baru dialah yang betul-betuol tidak enggan menjadi sahabat saya.
Selasa, 08 April 2008
Langganan:
Postingan (Atom)